Akhir-akhir ini, suasana ekonomi dunia lagi panas-panasna. Amerika Serikat, negara super power itu, baru-baru ini lagi bahas rencana naikkang tarif impor buat barang-barang dari Asia. Meskipun Indonesia belum disebut langsung, tapi janganki kira-kira angin ribut dari sana sudah mi terasa efeknya di kampungta sendiri.
Bayanganki ini: kalau barang-barang dari Asia dikenakan pajak lebih tinggi waktu masuk ke pasar Amerika, otomatis harga jual jadi mahal. Konsumen di sana mulai berpaling, pengusaha kita yang biasa ekspor mulai panik, dan investor mulai tarik-tarik uangnya. Nah, makanya waktu info itu keluar, pasar saham Indonesia langsung goyang.
IHSG Anjlok Parah, Sampai 7,1%
Tahuki tidak? Kalau tidak salahka ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung jatuh mi, sampai 7,1%. Ini bukan mainmi, bos. Itu angka bukan kecil, itu kayak perahu kena ombak besar. Banyak investor asing, termasuk dari Eropa dan Amerika, langsung angkat kaki, tarik dana, karena mereka takut kondisinya tambah buruk. Padahal uang itu yang biasanya putar di dalam ekonomi kita.
Kalau IHSG jatuh begini, bukan cuma angka-angka di layar komputer yang rusak. Dampaknya bisa nyampe langsung di tempatta sendiri.
Dampaknya Apa untuk Kita di Lapangan?
Kadang kita pikir: “Ah, itu pasar saham, urusanna orang kota atau pengusaha besar.” Padahal eeee salahmi itu. Kita yang di lapangan, yang kerja harian, yang jaga toko, bahkan yang jualan nasi kuning pun bisa kena juga dampaknya. Coba ki' renungki ini:
- Harga kebutuhan pokok naik
Bayanganki, karena banyak bahan baku kita masih diimpor, dari minyak goreng, beras, sampai elektronik. Kalau dolar naik, barang-barang impor jadi mahal. Jadi harga di pasar juga ikut naik. Kita yang biasa beli sabun dua ribu, sekarang bisa jadi tiga ribu. Bensin? Naik mi juga, padahal motor dipakai tiap hari. - Perusahaan ngerem produksi
Kalau biaya operasional makin tinggi, perusahaan mau tidak mau harus hemat. Kadang mereka mulai dari potong shift, lalu potong pegawai. Kalo sudah begini, PHK bisa jadi kenyataan. Kasianji pekerja yang punya tanggungan di rumah. - Suku bunga naik
Bank Indonesia bisa saja naikkang suku bunga untuk jaga rupiah tidak makin jatuh. Tapi dampaknya, pinjaman di bank jadi lebih mahal. Mau kredit motor, rumah, atau modal usaha jadi tambah berat cicilannya. UMKM juga bisa kena dampaknya, padahal mereka itu pejuang ekonomi kita.
Apa Solusi yang Bisa Ditempuh?
Nah, ini bagian pentingnya. Pemerintah dan kita semua harus bergerak cepat. Jangan mi lambat tanggapan, nanti makin dalam lubang ekonomi.
- Bank Indonesia harus jaga rupiah
Intervensi pasar perlu, supaya nilai rupiah tidak makin jeblok. Kalau rupiah stabil, investor bisa lebih tenang, harga barang juga bisa dikendalikan. - Dorong produk lokal
Kita ini banyak produk bagus. Mulai dari makanan, kerajinan, sampai teknologi. Ayo ki' mulai beli produk buatan anak bangsa. Jangan terus tergantung sama luar negeri. - Stimulus untuk UMKM
Mereka itu tulang punggung ekonomi. Di Makassar ini banyak sekali pelaku usaha kecil-kecilan yang hebat. Harus dapat bantuan modal, pelatihan, sama pasar yang luas. - Dukungan ke sektor pertanian dan manufaktur lokal
Kalau kita bisa produksi sendiri bahan makanan dan kebutuhan pokok, kita tidak perlu impor terus. Itu bisa bantu kurangi beban negara dari gejolak luar.
Semangatki Semua, Makassar dan Indonesia. Sekarang ini memang masa yang berat. Tapi percayaki, kita sudah sering mi hadapi badai. Dulu waktu krisis moneter tahun 98, kita bisa bangkit. Waktu pandemi, kita juga bisa bertahan. Ini juga bisa kita lewati, asal tetap saling bantu dan saling jaga.
Dan ingat, doakan saja di’, anak muda Indonesia bisa ciptakan sosial media sendiri, bisa juga kelola ekonomi nasional dengan teknologi yang canggih, supaya ke depannya kita tidak selalu tergantung dari luar negeri. Kita ini bangsa besar, torang bisa bikin perubahan. Kalau bukan kita, siapa lagi kodong
No comments:
Post a Comment